Salam kenal semua semuanya, gue Riski 18 tahun asli Pekalongan. Kebetulan juga gue adik kandung dari Siska yang pernah nulis disini berjudul teror rumah baru. Saat ini gue lagi merantau ke Semarang buat nerusin pendidikan di salah satu universitas cukup terkenal disini, dan pada saat kejadian itu gue masih tinggal di rumah nenek di daerah RS Kariadi yang jaraknya sekitar 20 menit perjalanan.
Langsung aja kawan, kalo mau menuju kampus gue tuh harus ngelewatin daerah yang bernama Nggombel setelah melewati pasar Jatingaleh. Sebenernya sih ada keanehan disini karena Jatingaleh itu begitu macetnya pagi sampe malam, tapi Nggombel yang hanya berjarak beberapa meter itu selalu sepi dan gak sepadat jalan Jatingaleh nya.
Malam itu gue ada kuliah sampe jam 20.30, otomatis juga gue musti ngelewatin Nggombel itu donk. Tapi entah enggak tau gimana ceritanya, gue justru ngelewatin turunan satu arah Nggombel itu bersama temanku Andi (samaran). Kebetulan kami bawa motor sendiri-sendiri. Padahal seandainya lewat jalan yang 2 arah pasti ga akan sesepi ini.
Sebagai gambaran, turunan Nggombel searah ini sepi banget. Sebelah kanan ada tebing yang ditumbuhi pohon-pohon besar, sebelah kiri ada jurang yang gak gitu dalam terdapat hamparan tanah yang luas.
Andi mengendarai motornya didepan gue, mungkin berjarak sekitar 2 meter dari gue lah. Tiba gue alihkan pandangan ke kanan dimana itu terdapat tebing yang ditumbuhin pohon2 besar, gue liat ke atas pohon itu dan astaghfirullah ada pocong lagi duduk di ranting pohon melompat dari pohon satu ke pohon lainnya. Akhirnya gue lurusin pandangan aja ke arah Andi. Apa yang terjadi???
Tiba-tiba pocong yang gue liat tadi melompat ke arah Andi yang gak jauh dari gue. Wujud pocong itu aneh banget, wajahnya masih utuh hanya terbungkus kapas di mata, mulut, hidung kayak orang abis meninggal, tapi anehnya dari leher kebawah itu kayak gak ada badannya, cuman ada kain kafan yang panjang.
Gue kaget setengah mampus disitu karena tuh pocong melilit leher Andi menggunakan kain kafan yang seharusnya itu untuk membungkus badan layaknya pocong2 kebanyakan. Gue triak ke Andi tapi Andi gak dengar, malah si pocong justru memuntir lehernya yang berada persis di sebelah kanan kepala Andi itu ke arahku. Gue takut banget, apalagi si pocong meludahiku namun gak kena, wajahnya sangat mengerikan.
Akhirnya aku memperlambat laju motorku agar menjauhi motor Andi. Lama2 Andi menjauh dariku bersama si pocong yang mengikatkan atau mengalungi kain kafannya di leher Andi, namun motor2 di sekitarnya gak bisa melihat itu bahkan katanya keluarga Andi di rumah gak bisa melihat pocong di leher Andi tersebut.
Malam itu gue parno abis setelah sampe di rumah nenek gue. Gue bilang semuanya ke nenek gue tentang kejadian tersebut, dan gue disuruh nelpon Andi dan mengatakan kepada Andi untuk sesegera menyiramkan air panas dicampur garam ke lehernya serta melafalkan surat2 pendek. Andi bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia hanya merasakan lehernya begitu pegal dan berat. Langsung aja aku menyarankan Andi apa yang dikatakan nenek tanpa memberitahu Andi apa yang terjadi agar Andi tidak ketakutan. Sampai ending cerita ini pun Andi tak pernah tau apa yang terjadi, gue hanya mengatakan pada Andi itu hanya cara untuk menghilangkan pegal pada leher.
Konon katanya pocong yang gue lihat tersebut adalah tipe pocong yang digunakan untuk pesugihan manusia melalui dukun. Pocong ini bisa membunuh, bila kita terkena ludahnya bisa menyebabkan kulit terbakar dan busuk, berbeda dengan pocong yang merupakan jelmaan dari jin kafir yang hanya bertujuan untuk mengganggu manusia.
sumber: http://cerita-misteri.reunion.web.id
Minggu, 08 Januari 2012
You at here : Home »
pocong pembunuh
»
pocong pembunuh
pocong pembunuh
ABOUT THE AUTHOR
Muhammad Joko Lukito : Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk BERHASIL.
Label:
pocong pembunuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar